c_300_225_16777215_00_images_Dewi_Nur_au1.jpg

Kembali tingginya harga tiket transportasi udara di batas atas seiring tingginya aktivitas ekonomi di IKN dan momen peringatan hari besar keagamaan serta adanya kenaikan harga beras mendorong terjadinya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bulan Februari 2024 pada level 0,27% (mtm) atau sebesar 3,28% (yoy). Kenaikan harga tiket maskapai terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan di momen libur imlek dan peringatan Isra Miraj, sementara itu kenaikan harga beras dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan sebagai dampak pergeseran masa panen.

Kenaikan harga beras menjadi komoditas penyumbang inflasi utama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 6,95% (mtm) dan andil 0,10% (mtm). Selain pergeseran masa tanam, kenaikan harga beras juga terjadi akibat penyesuaian HET Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang sebelumnya lebih rendah dari Provinsi Kalimantan lainnya. Ikan-ikanan juga menjadi penyumbang inflasi pada kelompok ini, Ikan layang dan ikan tongkol mengalami kenaikan harga sebagai dampak gelombang tinggi. Di sisi lain, terdapat koreksi harga komoditas yang menahan laju inflasi yaitu daging ayam ras, tomat, bawang merah, cabai rawit, dan jagung manis.

Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim. Guna memastikan ketersediaan pasokan beras, TPID Kota Samarinda telah melaksanakan pendistribusian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Selain itu, Bank Indonesia Kalimantan Timur bersama Forkopimda Berau mendorong penguatan pasokan beras melalui pelaksanaan panen padi bersama di Berau. Sedangkan untuk menjaga keterjangkauan harga, telah dilakukan operasi pasar beras SPHP di Kota Samarinda. Lebih lanjut, penguatan komunikasi antar TPID di Provinsi Kaltim juga terus dilakukan melalui High Level Meeting di Kota Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara, serta pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Kaltim dalam rangka penguatan inovasi Early Warning System untuk tracking inflasi daerah.

Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi untuk menjaga stabilitas inflasi yang mengacu pada strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif). Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang lebih sejahtera.